Salah satu pendiri Solana, Anatoly Yakovenko menyebut blockchain Ethereum sebagai “karnaval digital” dengan pergolakan borjuis.
Yakovenko percaya bahwa Ethereum (ETH) bukanlah sistem yang akan menjamin desentralisasi sejati. Menanggapi pengguna X, dia menulis:
“Dalam teater besar transformasi ekonomi, Ethereum menampilkan dirinya bukan sebagai pertanda revolusi sejati, namun hanya sebagai tontonan baru pergolakan borjuis. Ketika kaum borjuis kecil bersenang-senang dalam karnaval digital ini, wajah penindasan secara halus berubah, namun esensinya tetap tidak dapat diganggu gugat, selamanya menekan wajah massa pekerja dengan sepatu bot, meskipun gayanya berbeda, namun tetap kejam dan tak henti-hentinya.”
Anatoly Yakovenko, salah satu pendiri Solana
Hal ini mewakili “sepatu bot” yang menekan wajah “massa pekerja,” tegas Yakovenko. Menurutnya, utopia tampak seperti “kekuasaan tanpa negara” dengan jaringan komunikasi dan transaksi yang lancar dan terdesentralisasi.
“Hanya ketika sarana penciptaan digital dapat diakses dan murah, serupa dengan udara yang kita hirup, barulah fajar dunia digital yang benar-benar terdesentralisasi dan tanpa kewarganegaraan akan segera tiba, menghilangkan bayang-bayang tirani digital borjuis yang secara halus diwujudkan oleh Ethereum. ”
Anatoly Yakovenko, salah satu pendiri Solana
Dalam komentar Yakovenko, mereka mengingatkan bahwa Solana (SOL) juga jauh dari pengguna massal. Diduga, meluncurkan node jaringan hanya mungkin dilakukan dengan sumber daya yang besar. Namun Yakovenko tidak membenarkan pernyataan tersebut.
Yakovenko sebelumnya menunjukkan masalah yang dihadapi oleh wirausahawan pemula di bidang blockchain. Tidak seperti startup tradisional, katanya, perusahaan blockchain menginvestasikan banyak waktu, energi, dan sumber daya keuangan untuk menyusun bisnis mereka guna memenuhi persyaratan peraturan.
Ikuti Kami di Google Berita
