Korea Selatan bersiap untuk meningkatkan keamanan sibernya untuk menghentikan serangan siber Korea Utara, terutama yang melibatkan mata uang kripto.
Laporan lokal menunjukkan bahwa pejabat tinggi pemerintah memandang kripto sebagai fasilitator penting dari program senjata terlarang Pyongyang, menyoroti kurangnya kewaspadaan dalam hal ini pada pemerintahan sebelumnya.
Undang-undang yang akan datang ini berupaya untuk melawan eksploitasi aset digital yang diperoleh oleh peretas Korea Utara.
Ini merupakan tambahan yang tidak ada dalam rancangan yang awalnya diusulkan oleh Badan Intelijen Nasional (NIS) pada tahun sebelumnya.
Laporan intelijen mengungkapkan bahwa peretas Korea Utara berhasil mencuri koin senilai $1,28 miliar pada tahun 2022, menggunakan taktik seperti ransomware, penipuan, penipuan, dan berbagai serangan siber.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya penerapan tindakan penanggulangan yang kuat.
Yoon Han-hong, perwakilan Partai Kekuatan Rakyat yang bertugas di Komite Kebijakan Nasional, menunjukkan bahwa aset kripto senilai sekitar $52,46 juta kemungkinan telah disalurkan melalui bursa Korea Selatan oleh peretas Korea Utara dalam empat tahun terakhir.
Menurut Anne Neuberger, Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS untuk Teknologi Siber dan Berkembang, sekitar setengah dari pendanaan program rudal Korea Utara berasal dari pencurian digital dan serangan siber.
Informasi ini sejalan dengan peningkatan uji coba rudal di negara tersebut, yang menandai peningkatan aktivitas siber dan militer.
Chainalysis, sebuah perusahaan analisis blockchain, telah membuktikan klaim ini, mengungkapkan bahwa Korea Utara telah memperoleh lebih dari $3 miliar secara ilegal melalui kejahatan dunia maya dalam lima tahun terakhir.
Selain itu, para ahli sanksi PBB telah mengaitkan Korea Utara dengan penggunaan dana curian untuk mendukung program nuklir dan rudal terlarangnya.
Langkah Korea Selatan ini terjadi ketika Biro Investigasi Federal AS (FBI) sedang mengintensifkan pengawasannya terhadap peretas Korea Utara.
Pada bulan Agustus, biro tersebut mengidentifikasi enam dompet Bitcoin yang terhubung ke Lazarus Group, sindikat peretasan Korea Utara, dengan Bitcoin (BTC) senilai sekitar $40 juta.
Ikuti Kami di Google Berita