Shanghai telah meluncurkan rencana aksi komprehensif yang dirancang untuk mempercepat pengembangan teknis blockchain di kota tersebut pada tahun 2025.
Inisiatif ini adalah bagian dari dorongan Shanghai yang lebih luas untuk memajukan teknologi web3 dan sejalan dengan dukungan berkelanjutan Tiongkok terhadap solusi blockchain domestik, meskipun larangan kripto diterapkan tahun lalu.
Menurut pernyataan pemerintah kota Shanghai pada tanggal 27 September, rencana tersebut berfokus pada pencapaian kemajuan signifikan dalam beberapa aspek teknologi blockchain.
Area-area ini mencakup keamanan sistem, algoritma kriptografi, prosesor khusus blockchain, kontrak pintar, fungsi lintas rantai, solusi penyimpanan, komputasi privasi, dan kerangka peraturan.
Kota ini bertujuan untuk memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mendukung berbagai sektor utama, termasuk urusan pemerintahan, perdagangan lintas batas, manajemen rantai pasokan, keuangan, metaverse, dan sirkulasi elemen data.
Salah satu tujuan penting melibatkan pengembangan bukti tanpa pengetahuan, suatu teknik kriptografi yang memungkinkan satu pihak memvalidasi keaslian suatu pernyataan tanpa mengungkapkan informasi spesifik tentang pernyataan itu sendiri.
Shanghai bermaksud untuk meningkatkan kinerja protokol umum tanpa bukti pengetahuan, berupaya meningkatkan efisiensi dan kegunaan.
Selain kemajuan teknologi, pemerintah Shanghai juga memberikan penekanan yang kuat pada sumber daya manusia.
Rencana tersebut mendorong lembaga penelitian dan perusahaan untuk menggunakan standar pengenalan bakat asing Tiongkok untuk merekrut profesional blockchain.
Selain itu, ia berupaya untuk memandu institusi pendidikan dan perusahaan dalam membina talenta muda di sektor blockchain. Rencana tersebut menguraikan penciptaan platform interdisipliner dan lintas industri untuk mendorong pengembangan bakat dan peluang pertukaran.
Upaya Tiongkok untuk mendominasi blockchain
Ini bukanlah upaya pertama Shanghai dalam pengembangan blockchain.
Pada bulan Juni, kota tersebut merilis dokumen yang menguraikan niatnya untuk meningkatkan infrastruktur blockchain pada tahun 2025. Kota tersebut juga menyatakan minatnya untuk menjalin hubungan dengan Hong Kong dan Singapura untuk menguji aplikasi lintas rantai.
Meskipun Tiongkok menerapkan tindakan ketat terhadap transaksi mata uang kripto pada bulan September 2021, Tiongkok masih memiliki pandangan positif terhadap potensi teknologi blockchain dalam negeri.
Raksasa teknologi terkemuka Tiongkok seperti Alibaba dan Tencent sangat terlibat dalam pembuatan blockchain konsorsium mereka sendiri.
Pada bulan Mei, Beijing menerbitkan buku putih dengan fokus pada mendorong pertumbuhan dan inovasi di web3. Tujuannya adalah menjadikan kota ini sebagai pusat global kemajuan ekonomi digital.
Ikuti Kami di Google Berita