Beijing sedang mencari cara untuk memberikan beban peraturan pada iterasi internet berikutnya yang belum dikembangkan.
Tiongkok akan membentuk kelompok kerja untuk mengembangkan standar metaverse karena negara tersebut melihat masa depan yang cerah dalam teknologi tersebut.
Menurut laporan Reuters, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok (MIIT) telah merilis rancangan proposal untuk membentuk kelompok kerja metaverse, menempatkan teknologi tersebut di antara sektor-sektor teknologi baru yang penting bagi Tiongkok.
MIIT mengklaim metaverse masih “menghadapi banyak tantangan,” sehingga pemerintah harus menjaga “perkembangan industri metaverse yang sehat dan teratur melalui standardisasi dan panduan.”
Meskipun kementerian mengakui bahwa metaverse mewakili “sebuah inovasi terintegrasi yang menggabungkan berbagai teknologi mutakhir,” kementerian juga menunjukkan bahwa konsep realitas virtual masih memiliki definisi yang kurang jelas, sehingga memungkinkan kapitalis dan perusahaan untuk berspekulasi di pasar.
Pada bulan Agustus 2023, operator telekomunikasi Tiongkok, China Mobile, mengusulkan pengembangan sistem baru yang disebut “Sistem Identitas Digital” sehingga warga Tiongkok dapat mengidentifikasi diri mereka dalam realitas virtual dengan membawa informasi pribadi yang berbeda. Sistem ini juga dirancang untuk mengontrol dan meningkatkan perilaku warga Tiongkok di metaverse dengan mempertahankan peringkat dan skor yang berbeda.
Sementara itu, analis di JPMorgan berpendapat bahwa saham teknologi Tiongkok mungkin memperoleh nilai jika dan ketika metaverse dimulai. Berdasarkan analisis mereka, raksasa web Tiongkok seperti Tencent, NetEase, dan Bilibili dapat memperoleh manfaat maksimal dari pengembangan metaverse. Bagi perusahaan non-web, China Mobile, Sony, dan Agora dapat memperoleh manfaat jika negara tersebut menerapkan teknologi ini.
Ikuti Kami di Google Berita